Bengkulu, infomerahputih.com – Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyatakan bahwa pengerukan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai akan dilakukan pada April 2025 dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun.
Hal ini disampaikan Helmi Hasan usai menerima kunjungan Eksekutif Direktur 2 PT Pelindo II, Drajat Sulistiyo, di Gedung Daerah, Rabu (6/3/2025).
“Tadi kita dengan Pelindo ada Pak Drajat dari pusat, ada GM Pelindo Pak Joko, ada kawan-kawan asosiasi juga. Insya Allah persoalan Pelabuhan Pulau Baai akan dikerjakan April 2025 oleh Pelindo dengan asumsi anggaran sekitar Rp 1 triliun,” ujar Helmi Hasan Kamis (6/3/2025). Helmi optimistis pengerukan ini dapat meningkatkan perekonomian Bengkulu yang selama ini terdampak akibat pendangkalan alur pelabuhan.
Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengalami pendangkalan sejak 2018, yang berdampak pada kerugian ekonomi hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.
Baca Juga : Helmi Geram Dapat Kabar Puluhan ASN Dinas ke Bali
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah Sabtu (28/12/2024), menegaskan bahwa Pelabuhan Pulau Baai, sebagai jalur utama distribusi dan ekspor di Provinsi Bengkulu, menghadapi krisis pendangkalan yang semakin parah sejak 2018.
Kondisi ini menghambat distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak dan beras serta menyebabkan penurunan kapasitas ekspor.
“Alur pelabuhan yang sebelumnya memiliki kedalaman 7–11,5 meter, kini hanya tersisa 1,5 meter. Bahkan sebagian kolam breakwater sudah berubah menjadi daratan pasir,” ungkap Rosjonsyah.
Ia menegaskan bahwa kondisi ini telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Bengkulu, yang diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.
Baca Juga : Target Teuku Jadikan Rumah Sakit M. Yunus Tipe A : Reses Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Teuku Zulkarnain
Ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini hanya mampu mengirimkan 3 juta ton.
Bahkan, pengangkutan harus menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut. Selain itu, komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga ikut terdampak.